Home »
Lain - Lain
» 5 cara penulisan yang berhasil
5 Cara Penulisan yang Berhasil
Alasan
utama mengapa banyak orang teknis -- sehebat apa pun ia dalam hal
teknis -- mengalami kesulitan dalam menulis adalah karena mereka tidak
tahu bagaimana mulai menulis. Mereka duduk di depan mesin ketik atau
dengan bolpoin di tangan mereka dan berharap dapat mengisi kertas kosong
dengan tulisan; mereka tidak tahu bahwa keterampilan dalam menulis,
seperti halnya keterampilan teknis lain, membutuhkan pendekatan yang
sistematis.
Tulisan
yang sukses bukanlah produk inspirasi, bukan juga bahasa lisan yang
dituangkan dalam kertas -- tulisan yang sukses adalah hasil dari
memahami bagaimana menyusun ide di atas kertas. Cara terbaik untuk
memastikan keberhasilan sebuah proyek tulisan -- apakah itu surat,
proposal, atau laporan resmi -- adalah dengan membagi proses penulisan
menjadi lima langkah utama: persiapan, penelitian, pengorganisasian,
penulisan draf, dan revisi. Pertama, lima langkah tersebut harus secara
sadar diri diikuti.
Sama
halnya, mengoperasikan komputer, mendesain sirkuit, memerbaiki mesin,
mewawancarai pelamar kerja, atau memimpin rapat dewan direksi, semua itu
membutuhkan tahapan. Dengan praktik, langkah-langkah yang ada dalam
setiap proses itu menjadi suatu hal yang otomatis dilakukan. Hal itu
bukan berarti menyatakan bahwa menulis itu mudah; menulis tidaklah
mudah. Namun, cara termudah untuk menulis -- dan satu-satunya cara untuk
memastikan bahwa keterampilan menulis Anda akan mencapai tujuan
penulisan -- adalah dengan menulis secara sistematis.
Berikut adalah penjelasan mengenai lima langkah utama dalam proses penulisan.
Langkah Pertama: Persiapan
Menulis,
seperti halnya kebanyakan tugas teknis, membutuhkan persiapan yang
bagus -- bahkan, persiapan yang cukup sama pentingnya dengan penulisan
draf. Persiapan menulis terdiri dari (1) menetapkan tujuan, (2)
mengidentifikasi pembaca, dan (3) menentukan batasan tulisan Anda.
Menetapkan
tujuan hanyalah sebatas menentukan apa yang Anda ingin agar pembaca
Anda tahu atau dapat lakukan setelah mereka selesai membaca laporan atau
tulisan Anda. Namun Anda harus saksama; sering kali penulis menyatakan
tujuan yang terlalu luas sehingga tidak ada gunanya. Tujuan menulis
seperti "Untuk melaporkan tempat-tempat yang berpotensi bagi pembangunan
pabrik baru", terlalu umum dan tidak akan ada gunanya. Namun
"Menghadirkan kelebihan-kelebihan Chicago, Minneapolis, dan Salt Lake
City sebagai lokasi yang berpotensi bagi pembangunan pabrik baru
sehingga atasan dapat memilih lokasi yang terbaik" akan memberikan Anda
sebuah tujuan yang dapat menuntun Anda dalam seluruh proses penulisan.
Berikutnya
adalah mengidentifikasi pembaca -- sekali lagi, hal ini juga harus
dilakukan dengan saksama. Apa yang pembaca Anda perlukan berkaitan
dengan subjek Anda? Apa yang pembaca sudah ketahui mengenai subjek
tulisan Anda? Anda harus tahu, misalnya apakah Anda harus mendefinisikan
istilah dasar atau apakah definisi seperti itu akan membosankan, atau
bahkan membuat pembaca Anda merasa dihina.
Apakah
pembaca Anda sebenarnya adalah beberapa orang yang memiliki bidang
minat dan tingkat pengetahuan teknis yang berbeda-beda? Karena target
pembaca yang dinyatakan pada tujuan di paragraf sebelumnya adalah
"atasan". Namun siapa saja yang termasuk dalam kategori tersebut. Apakah
salah satu orang yang akan memeriksa laporan itu adalah manajer
personalia? Jika ya, maka dia pastinya akan memiliki minat pada beberapa
hal, seperti ketersediaan tenaga kerja yang kompeten di setiap kota,
adanya kampus-kampus yang akan memberikan pelatihan bagi para karyawan,
kondisi perumahan, bahkan mungkin fasilitas rekreasi. Manajer pembelian
akan peduli terhadap adanya sumber-sumber material yang dibutuhkan
pabrik.
Manajer
pemasaran akan lebih cenderung memikirkan kedekatan pabrik dengan pasar
utamanya dan kondisi transportasi bagi keperluan distribusi pabrik.
Wakil kepala bagian keuangan pasti akan ingin tahu mengenai biaya tanah
dan bangunan, juga struktur pajak setempat. Presiden perusahaan mungkin
akan tertarik dengan semua itu, dan bahkan lebih dari itu; misalnya, ia
mungkin ingin tahu mengenai efisiensi perjalanan antara pabrik pusat dan
pabrik yang baru.
Selain
mengetahui kebutuhan dan bidang minat pembaca, Anda harus mengetahui
sebanyak mungkin latar belakang mereka. Misalnya, pernahkah mereka ke
tiga kota itu? Pernahkah mereka melihat laporan lain mengenai ketiga
kota itu? Apakah pabrik baru ini adalah yang pertama atau pernahkah
mereka memilih lokasi untuk pabrik baru sebelumnya? Akhirnya, jika
pembaca Anda banyak, maka cara yang terbaik, saat Anda sudah mempelajari
sebanyak mungkin apa yang mereka butuhkan dan latar belakang mereka,
adalah menggabungkan semua pembaca Anda dalam pikiran Anda menjadi satu
gabungan pembaca dan tujukan tulisan Anda kepada mereka. Dengan menulis
seolah-olah bagi satu pembaca, Anda tidak akan dianggap menguliahi
(seolah-olah Anda berbicara pada satu kelompok, bukan perorangan) dan
diintimidasi oleh pembaca Anda.
Menetapkan
tujuan dan mengidentifikasi pembaca akan membantu Anda memutuskan apa
yang harus dan tidak harus Anda sertakan dalam tulisan Anda. Saat Anda
telah membedakan apa yang penting dan tidak penting berdasarkan tujuan
dan target pembaca, Anda telah menetapkan batasan proyek penulisan Anda.
Jika Anda tidak menetapkan batasan tulisan dengan jelas sebelum memulai
penelitian (langkah berikutnya), Anda hanya akan menghabiskan lebih
banyak waktu dalam meneliti karena Anda tidak yakin jenis informasi yang
Anda butuhkan, atau bahkan berapa banyak informasi yang Anda butuhkan.
Misalnya, berdasar atas tujuan dan target pembaca yang telah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya, maka batasan laporan Anda mengenai lokasi
pabrik akan memuat beberapa hal, seperti biaya tanah dan bangunan,
tenaga kerja yang tersedia, fasilitas transportasi, kedekatan dengan
sumber bahan, dan seterusnya; namun batasan Anda tidak akan memuat
informasi sejarah kota yang bersangkutan atau keadaan geografis
kota-kota itu (kecuali jika memang itu diperlukan bagi kepentingan
bisnis Anda).
Langkah Kedua: Penelitian
Tujuan
dari sebagian besar tulisan teknis adalah untuk menjelaskan sesuatu --
biasanya sesuatu yang rumit. Tulisan seperti ini tidak dapat dilakukan
oleh seseorang yang tidak memahami subjek yang akan ia tulis. Cara
satu-satunya untuk memastikan bahwa Anda dapat memahami dengan baik
tulisan dengan subjek yang rumit adalah dengan menyusun seperangkat
catatan selama penelitian Anda secara utuh dan kemudian membuat kerangka
dari catatan tersebut. Ada tiga sumber informasi yang tersedia bagi
Anda: perpustakaan, wawancara (kuesioner tertulis), dan wawasan Anda
sendiri.
Pertimbangkan
ketiga sumber itu saat Anda mulai melakukan penelitian dan gunakan yang
sekiranya memenuhi kebutuhan Anda. Tentu saja, jumlah penelitian yang
harus Anda lakukan tergantung dari proyek Anda; untuk memo sederhana
atau surat, "penelitian" Anda mungkin hanyalah mencatat semua gagasan
Anda sebelum Anda mulai mengorganisasinya.
Langkah Ketiga: Pengorganisasian
Tanpa
pengorganisasian, bahan-bahan yang dikumpulkan selama proses penelitian
tidak akan dapat dipahami oleh pembaca Anda. Untuk melakukan
pengorganisasian yang efektif, Anda harus menentukan urutan gagasan yang
harus dihadirkan, yaitu Anda harus memilih metode pengembangan.
Metode
pengembangan yang tepat adalah alat penulis untuk mengendalikan
bahan-bahannya dan alat pembaca untuk mengikuti apa yang disajikan
penulis. Subjek Anda mungkin saja dapat menjadi metode pengembangannya.
Misalnya, jika Anda menyajikan instruksi menghidupkan mesin, Anda
pastinya akan menyajikan langkah-langkah prosesnya secara urut. Metode
seperti itu adalah metode pengembangan urutan. Jika Anda menulis tentang
sejarah komputer, maka Anda akan menyajikannya dari awal sejarah sampai
masa kini. Metode itu adalah metode pengembangan kronologis. Jika
subjek Anda bisa menjadi metode pengembangan dalam tulisan Anda, maka
gunakanlah -- jangan berusaha menerapkan metode lain pada subjek itu.
Banyak
metode pengembangan yang tersedia untuk orang teknis, yakni,
kronologis, urutan, spasial, urutan tingkat kepentingan, perbandingan,
analisa, umum-khusus, khusus-umum, dan sebab-akibat. Sebagai penulis,
Anda harus memakai metode pengembangan yang paling cocok dengan subjek,
pembaca, dan tujuan Anda. Setelah itu Anda siap untuk membuat kerangka
tulisan.
Pembuatan
kerangka membuat subjek yang luas atau rumit menjadi lebih mudah
ditangani dengan memecah-mecahnya menjadi bagian-bagian yang dapat
dikelola, dan hal ini memastikan tulisan Anda akan mengalir secara logis
dari satu ide ke ide yang lain tanpa menghapus ide yang penting.
Pembuatan kerangka juga memampukan Anda untuk menekankan poin-poin kunci
Anda dengan menempatkan mereka pada posisi yang penting.
Akhirnya,
saat Anda memaksakan diri untuk menyusun pemikiran Anda pada tahap
awal, pembuatan kerangka tulisan yang bagus akan membuat Anda untuk
secara eksklusif berkonsentrasi menulis saat Anda memulai draf kasar
tulisan Anda. Bahkan, jika bentuk tulisannya hanyalah sebuah surat atau
memo pendek, tulisan yang berhasil memerlukan logika dan susunan yang
disediakan oleh metode pengembangan dan kerangka tulisan, meskipun untuk
proyek sederhana seperti itu, biasanya metode pengembangan dan kerangka
tulisan tertulis bukan di kertas, namun dalam pikiran Anda.
Jika
Anda berniat untuk menyertakan ilustrasi dengan tulisan Anda, saat yang
bagus untuk memikirkannya adalah saat Anda telah menyelesaikan kerangka
tulisan Anda -- terutama jika ilustrasinya harus dipersiapkan oleh
orang lain sementara Anda menulis dan merevisi drafnya. Jika kerangka
tulisan yang Anda buat agak rinci, Anda harus dapat menentukan ide-ide
yang mana yang memerlukan dukungan gambar agar lebih jelas.
Langkah Keempat: Penulisan Draf
Saat
Anda telah menentukan tujuan, target pembaca, dan batasan tulisan Anda,
saat Anda telah melakukan penelitian secukupnya serta telah memilih
metode pengembangan dan membuat kerangka tulisan, penulisan draf menjadi
relatif mudah. Penulisan draf hanyalah proses penulisan dan perluasan
kerangka tulisan menjadi kalimat-kalimat utama dan kemudian menjadi
paragraf. Tulis draf dengan cepat, konsentrasikan seluruhnya pada
pengubahan kerangka tulisan menjadi kalimat-kalimat dan
paragraf-paragraf. Jangan kuatirkan pengantar yang bagus kecuali jika
memang itu mudah untuk dilakukan. Konsentrasi pada ide-idenya. Jangan
mencoba untuk merevisi atau memperhalus kalimatnya. Jangan pedulikan
aturan tata bahasa atau ejaan karena hal itu bukanlah hal yang penting
dalam draf kasar. Di atas semuanya itu, tetap ingat kebutuhan dan
wawasan pembaca.
Langkah Kelima: Revisi
Jika
Anda telah mengikuti langkah-langkah penulisan sampai pada langkah
kelima ini, Anda memegang draf tulisan yang sangat kasar, yang sama
sekali tidak dapat dianggap sebagai produk jadi. Revisi adalah langkah
terakhir yang harus dilakukan. Kerangka pemikiran yang berbeda
diperlukan dalam merevisi; tidak sama saat Anda menulis draf kasar. Baca
dan evaluasi draf dari sudut pandang pembaca. Temukan dan betulkan
kesalahan, dan jujurlah. Keraslah terhadap diri sendiri demi kepentingan
pembaca; jangan memanjakan diri di atas pengorbanan pembaca.
Jangan
coba untuk merevisi semuanya sekaligus. Baca draf kasar tulisan Anda
beberapa kali, dan cari serta betulkan kesalahan yang ada.
Periksa
draf Anda berkaitan dengan keakuratan dan keutuhannya. Draf Anda harus
memberikan apa yang dibutuhkan pembaca dengan tepat, namun jangan sampai
membebaninya dengan informasi yang tidak perlu dan melenceng dari
subjek.
Jika
Anda belum menulis pengantar, inilah saatnya untuk membuatnya.
Pengantar yang Anda tulis harus mampu mengantar pembaca dan memberikan
informasi mengenai apa yang Anda sajikan dalam isi draf; periksa draf
Anda apakah sudah memenuhi hal tersebut atau belum. Pengantar Anda harus
menyiratkan subjek yang Anda angkat dan menangkap perhatian pembaca.
Periksa
kesatuan, kekoherenan, dan peralihan draf Anda. Jika ada kesatuan dalam
draf Anda, berarti semua kalimat dalam setiap paragraf mendukung ide
pokok paragraf (diekspresikan dalam kalimat utama paragraf), dan semua
paragraf mendukung topik utama tulisan Anda. Jika draf itu koheren,
kalimat-kalimatnya dan juga paragraf-paragrafnya mengalir mulus dari
satu kalimat/paragraf ke kalimat/paragraf yang lain; hubungan antar
kalimat atau paragraf jelas.
Kekoherenan
tercapai dengan banyak cara, namun biasanya dengan penggunaan alat-alat
peralihan yang saksama dan dengan pemeliharaan kekonsistenan sudut
pandang. Periksa juga draf Anda berkaitan dengan ketepatan penekanan dan
subordinasi ide. Saat ini juga saat yang baik untuk Anda menyesuaikan
pengungkapan ide; jika Anda menemui tempat di mana ada teralu banyak ide
di sana, pilah ide-ide tersebut; sebaliknya, jika Anda menemui
serangkaian ide sederhana yang diungkapkan dalam serangkaian kalimat
pendek, buatlah ide-ide itu dalam beberapa kalimat yang lebih sedikit.
Periksa
kejelasan draf Anda. Revisi yang telah Anda lakukan telah memberi
sumbangsih besar pada kejelasan draf. Namun, periksa lagi berkaitan
dengan istilah-istilah yang perlu dijelaskan bagi pembaca Anda, dan
periksa juga apakah ada ambiguitas. Apakah draf Anda bebas dari kesan
dibuat-buat? Apakah draf Anda bebas dari jargon yang mungkin tak
dipahami pembaca (atau beberapa pembaca) Anda? Apakah ada kata-kata
abstrak yang dapat digantikan dengan kata-kata yang konkret? Periksa
seluruh draf Anda sehingga pemilihan katanya tepat.
Periksa
gaya draf Anda. Saat Anda telah sampai pada tahap ini, pasti gaya
tulisan telah jauh lebih baik, namun masih banyak yang dapat Anda
lakukan. Periksa keringkasan Anda; bisakah Anda menghapus kata-kata atau
frase-frase yang tak berguna -- yang beberapa penulis sebut "deadwood"?
Hal seperti itu selalu mungkin untuk dilakukan, dan hal itu akan sangat
bermanfaat bagi tulisan Anda (dan pembaca Anda). Buang kata-kata klise
dan bahasa basi yang lain. Apakah kalimat-kalimat yang Anda gunakan
adalah kalimat aktif? Khususnya dalam tulisan teknis, ada godaan besar
untuk menggunakan kalimat pasif saat kalimat aktif dirasa terlalu kuat
(dan juga lebih ringkas). Periksa juga struktur pararelnya. Periksa
susunan kalimat dan cari cara untuk mendapatkan variasi kalimat yang
lebih menarik.
Periksa
juga apakah ada kejanggalan dan pemelencengan nada tulisan. Kejanggalan
dan pemelencengan nada sulit ditemukan karena keduanya adalah akibat
dari banyak hal, sebagian besar adalah akibat dari apa yang telah Anda
lakukan dalam merevisi. Namun, cobalah untuk membaca draf Anda dengan
keras (lebih baik, ada seseorang yang membacakannya untuk Anda) sambil
Anda mendengarkannya seolah-olah Anda adalah pembaca.
Anda
akan mengetahui kejanggalan karena terdengar dipaksakan atau kikuk --
sesuatu yang tidak akan pernah Anda katakan jika Anda berbicara kepada
pembaca Anda karena akan terdengar tidak alami, baik bagi Anda maupun
bagi pembaca. Anda akan mengenali pemelencengan nada saat Anda mendengar
kata-kata, frase-frase, atau kalimat-kalimat yang tidak cocok dengan
hubungan yang ada antara Anda dan pembaca Anda. Misalnya, dalam memo
untuk atasan dalam organisasi Anda, Anda akan menghindari frase atau
kalimat yang kesannya menggurui.
Jika
pembaca Anda serius dengan subjek Anda (lebih baik diasumsikan
demikian), maka jangan mencoba untuk melucu. Membenarkan nada sering
kali adalah masalah mengganti sebuah kata dengan kata yang lain yang
memiliki konotasi lebih cocok. Misalnya, perhatikan perbedaan nada
antara "Saya bingung dengan kekerasan kepala Anda menolak rencana itu"
dan "Saya bingung dengan keteguhan hati Anda menolak rencana itu".
Akhirnya, periksa perlahan dan saksama mengenai masalah tata bahasa,
tanda baca, dan hal-hal mekanis (ejaan, singkatan, huruf besar, dll.)
dan format. (t/Dian)
0 komentar:
Posting Komentar